3 Months (5/5)

10531208_888583794490487_1940201084_n

Author: Vivin

Judul: 3 Months part 5 (end)

Cast:   –    Jung Taekwon (Leo Vixx)

  •    Shin Jiki

  •    Cha Hakyeon

  •    Other Member Vixx

Finally FF ini selesai juga.. Gomawo buat readers yang sudah baca, jangan lupa tinggalin jejak ya, jangan jadi silent readers yah.. oek, langsung cuss ajah ya .. Happy reading^^, semoga kalian suka ya ^^

Kaktus bisa hidup dengan sedikit air, tapi tidak berarti dia bisa kuat hidup tanpa air… kaktus bisa hidup dengan sedikit perhatian, tapi tidak berarti dia bisa kuat hidup tanpa perhatian…

“aku tidak ingin kau selalu memberikan perhatianmu pada N, berilah aku sedikit perhatianmu, tanpa perhatianmu aku tak berdaya dan membeku”

kaktus memang terlihat arogan dengan duri-duri yang mengelilingi tubuhnya, tapi itu hanya sebagai bentuk proteksi diri sekaligus caranya bertahan hidup dengan mengurangi penguapan…

“Aku memang dingin dan tidak seramah N, tapi ketahuilah bahwa itu hanya caraku agar aku tidak terlihat lemah di depan orang yang aku suka”

kaktus memang butuh waktu lama untuk mengeluarkan bunganya, sesungguhnya dia hanya sedang mencoba mengajarkan arti kesabaran bagi pemeliharanya….

“Bersabarlah, hingga nanti aku bisa membawamu di hadapan semua orang, bersabarlah dengan semua kekuranganku, bersabarlah dengan semua tingkahku, bersabarlah mencintaiku, karena aku juga belajar bersabar mencintaimu selama ini”

-Leo-

*****

Piro beonjin ne ppyame heureuneun ibyeol

Waenyago mutneun neoui ipsuri seulpeo

Ani dagaoji ma geureon pyojeong jitjido ma

Geunyang nareul jinachyeoga 

Sueobsi soksagideon sarangui mareun

Challae buseojineun uri dul yaksogeun

Ani igeon kkumiya ne du nuni malhaejujanha

Geunyang nareul dasi ana

Saranghaetda akkyeosseotda geuppunida

Saranghada miwojin geot geu iyu hanaya 

Naega neoreul moreugenni naege geojitmalhajanha

Nal saranghajanha neon geudaerojanha 

Neol saranghaji anha

Lyn feat Leo ~ Blossom tears

Lagu Blossom Tears mengalun indah di studio tempat shooting MV single yang merupakan lagu project Y.Bird. Leo mengenakan kemeja putih berbalut rompi hitam duduk tepat disamping sutradara memperhatikan hasil shootingnya, sementara itu model wanita Mv itu menata rambutnya yang terurai lembut. Braaakkkk, pintu terbuka paksa. Seorang wanita berdiri dibalik pintu dengan muka yang memerah akibat menahan marah dan kesal. Bahunya terlihat naik turun mengatur nafasnya yang memburu, tangannya masih mengepal keras setelah mendorong kasar pintu tak bersalah tersebut. Wanita itu adalah Jiki. Sejak Jang hyuk oppa mengirimkan video shooting Mv tersebut yang direkam dari ponselnya, amarah Jiki sudah mulai tersulut dan memuncak.

“Yaaakkkkk” teriaknya kencang. Matanya langsung tertuju pada wanita yang berdiri di dekat manekin. Dia adalah model wanita dalam Mv tersebut. Mendengar seorang berteriak dengan suara keras dan lantang semuanya menoleh ke sumber suara termasuk wanita berambut pirang yang menjadi lawan main Leo dalam Mv “Blossom Tears”.

“Kau kau kau” tangan Jiki menuding lurus ke wanita itu, dia tertekan melihat tudingan tangan Jiki, mata Jiki penuh amarah. Jelas dia tidak mengerti kenapa Jiki bisa bersikap aneh begitu.

“Aku tidak akan mengampunimu” Teriak Jiki kembali. Jiki melempar tasnya ke sembarang tempat, mendekati wanita yang mulai ketakutan melihat Jiki. Tanpa banyak bicara Jiki langsung menjambak rambut wanita itu dengan keras sampai wanita itu tertunduk bahkan tersungkur ke lantai dan merintih keras tapi Jiki tidak menggubrisnya. Semakin dia mendengar rintihan wanita itu dia semakin menarik keras rambutnya.

“Kau sudah menyentuh Leoku, kau sudah memeluk Leoku, kau menyentuhkan tangannya di pipimu, kau tidur dengannya, kau menyentuh rambutnya, kau sudah menodai Leoku, Yaaakkk, kau tidak akan aku ampuni, dasar wanita penggoda, wanita genit, yaakkkk” Jiki menarik rambutnya keras. Sontak semuanya kaget dan mendekati mereka berdua hendak melerainya.

“Kalian semua jangan ada yang berani mendekatiku dan berusaha melerai kami berdua. Kalau tidak, dia tidak akan selamat, mundur semua” Jiki mengancam semua orang yang mendekatinya dan berusaha melerai mereka berdua.

“Eonnie mianhae, aku hanya mengikuti skenario” rintihnya dalam isak tangis. Tangannya memegang rambutnya, berusaha melonggarkan genggaman Jiki yang sangat kuat.

“Kenapa kau tidak menolaknya? Kau jangan mengambil keuntungan dari skenario ini untuk menyentuh Leoku” teriak Jiki keras tepat di telinga wanita itu.

“Aniya eonnie, aniya” wanita ini semakin menangis kencang.

“Jiki-ya” teriak Leo dari tengah kerumunan para kru yang menyaksikan adegan kejam Jiki.

“Kau diam disitu atau kau akan menjadi korban selanjutnya” ancam Jiki, matanya semakin merah pertanda amarahnya sudah tak terkendali.

“Eonnie” teriak seseorang wanita lagi di tengah kerumunan para kru, mendengar teriakan itu Jiki langsung menoleh pada asal suara tersebut. Pandangannya menangkap seorang wanita kedua yang ada di Mv tersebut.

“Kau korban selanjutnya” Jiki menghempaskan korbannya yang sudah ia jambak rambutnya hampir 10 menit lebih, dia tersungkur dan tak berdaya disana. Jiki mendekati wanita kedua itu, menatapnya tajam, alhasil wanita itu menggigil ketakutan melihat sosok Jiki yang sudah berubah menjadi sangat menakutkan. Jiki menariknya keras keluar dari tengah kerumunan para kru. Plak, Jiki menamparnya keras, darah segar keluar dari sudut bibirnya.

“Eonnie, mianhae, aku….” tidak ada ampun sudah, semua wanita yang ada di Mv itu akan menjadi korban Jiki hari ini.

“Kau, wanita yang sudah digendong oleh Leo, kau sudah menyentuh Leoku” Plak, tamparan kedua mendarat di pipi wanita itu.

“Eonnie, mianhae” Plak, Plak, Jiki menampar pipi wanita itu berkali kali membuat darah segar keluar deras dari sudut bibirnya, pipinya memerah kesakitan. Jiki mendorongnya keras hingga ia tersungkur di lantai. Kedua wanita itu menangis sesenggukan minta belas kasihan Jiki, tapi tidak ada belas kasihan kali ini, kau sudah membangunkan singa betina yang tidur dan rasakan akibatnya.

Jiki mendekati keduanya bersiap menjambak rambut keduanya bersamaan, tangannya dikepal keras, emosinya sudah tidak tertahankan dan semua yang ada di tempat itu tidak ada yang berani satupun menolak keduanya, semuanya terdiam dan ketakutan.

“Sudah hentikan” Leo memeluk Jiki dari belakang, menghentikan paksa perbuatannya.

“Lepaskan, Lepaskan, kau yang membuatku seperti ini” Jiki berontak dari kungkungan tangan Leo, tapi kungkungan itu semakin erat seiring dengan gerakan berontaknya. Air matanya jatuh, hatinya sakit melihat Leo seperti ini. Kekuatannya seakan diserap oleh Leo.

“Ini hanya akting, sudahlah” bisik Leo lembut, tapi Jiki tidak peduli, amarahnya masih membara, emosinya sudah tidak tidak tertahan.

“Aku benci mereka, mereka sudah menyentuhmu, bahkan aku tidak pernah melakukan itu padamu, lepaskan aku lepaskan, aku harus memberi pelajaran lebih pada mereka” Jiki menyikut perut Leo, membut namja ini memekik sesaat dan lingkaran tangannya terbuka.

“Tidak ada ampun bagi kalian” Jiki kembali mendekati kedua wanita yang menangis sangat keras. Keduanya merintih kesakitan, memohon maaf dan belas kasihan Jiki untuk menghentikan semuanya, tapi Jiki tidak akan peduli. Dia melangkah perlahan, membuka high heelsnya dan siap memukul keduanya menggunakan benda itu.

“Kalian sudah menodai Leoku, tidak akan ada ampun bagi kalian, kalian akan menyesal sudah menyentuh Leoku” Jiki tersenyum penuh kemenangan dan sangat menakutkan. Apalagi melihat korbannya ketakutan ada kebanggan dalam dirinya. Sedikitpun Jiki tidak merasa takut akan ditangkap polisi dengan perbuatannya yang sudah berani menganiaya orang yang tak bersalah dan membuat keributan. Tindakannya ini sudah termasuk tindak kriminal.

“Kalian takut? Jangan takut ini tidak akan sakit” high heels yang ada digenggaman Jiki sudah terangkat dan siap ia pukulkan pada keduanya. Dalam otaknya, Jiki sudah tidak dapat berpikir jernih, kini yang ada di pikirannya hanya melampiaskan rasa cemburu, marah dan kesal pada kedua wanita itu. Sampai akhirnya…………………………….

“Nunaa, nuna, nuna, nuna, nuna” suara Hyuk terdengar lembut, Jiki terhenyak dari tidurnya, matanya terasa lengket dan panas saat cahaya lampu menembus penglihatannya.

“Oh…” Jiki bangun dari tidurnya dan merasa aneh dengan sekitarnya, jiwanya yang masih belum menyatu 100% membuatnya tidak menyadari dia sekarang ada dimana, perasaan tadi dia bersama Leo dan dia baru saja menganiaya model MV Leo.

“Nuna, aku akan mengantarkanmu pulang, hyung sudah baik-baik saja, tapi malam ini dia harus istirahat disini untuk pemulihan” terang Hyuk jelas. Dia duduk jongkok di hadapan Jiki yang ternyata tertidur di sofa. Perlahan Jiki dapat menyadari dia ada dimana, dia ada di rumah sakit sedang mengantar N yang sakit.

“Nuna, sepertinya kau bermimpi buruk, tadi aku melihatmu mengigau” tebak Hyuk, dahinya mengernyit.

“Sepertinya” Jiki tersenyum kecut mengingat kelakukuan buruknya tadi. Mata sipitnya melirik jam, baru jam 8 malam. Saat ini sudah 4 jam berlalu sejak dia menonton Mv terbaru Leo “Blossom tears”. Sepertinya mimpi buruk tadi efek dari menonton Mv tersebut, Mv yang membuatnya cemburu setengah mati.

*****

Keduanya terdiam, tidak ada sepatah katapun terlontar dari keduanya. Memang Jiki sangat cemburu melihat Leo berakting dalam Mv terbarunya. Kecemburuan tersebut berlanjut sampai dia bermimpi yang sangat menyenangkan hatinya. Andaikan saja dia diperbolehkan kembali dalam mimpi tersebut, dia akan membuat kedua wanita itu masuk rumah sakit bahkan kalau bisa sampai mereka cacat.

“Mianhae” akhirnya Leo buka suara.

“Kenapa harus begitu jalan ceritanya? Kenapa kau tidak menolaknya? Kau kan sudah tahu aku sangat pencemburu” Jiki berbicara tidak menatap Leo, wajahnya melengos melihat ke lain arah.

“Ayolah Jiki itu hanya professionalitas.Seharusnya kau sadar sekarang pacarmu seorang artis, beradegan seperti itu sudah biasa, mau tidak mau kau harus terbiasa dengan itu. Lagipula aku melakukannya tidak dengan rasa suka padanya, itu hanya akting” Leo mulai melakukan penjelasan dan pembelaan agar Jiki mengerti.

“Ternyata ini yang kau hasilkan selama aku di Brazil. Andai aku tahu akan ada project ini, aku tidak akan ikut Jang hyuk oppa ke Brazil untuk acara penentuan Vixx sebagai duta Korean Expo” wajah Jiki tetap dalam posisi awal, hatinya sakit, bahkan sekarang dia mulai menitikkan air matanya.

“Ayolah Jiki hentikan sikap kekanak-kanakkanmu, ini hanya akting, tuntutan skenario dan profesionalitas, arasso?” suara Leo mulai meninggi dan menuntut.

“Bicara dengan ini” Jiki bangun dari duduknya, mengambil gelas yang berisi air putih lalu menyiramnya tepat di muka Leo. Jiki tak peduli ekpresi Leo sekarang, dia pergi dan menghilang, dia benci melihat Leo.

“Jiki-ya, Jiki-ya” teriak Leo. Ada rasa kekecewa pada Jiki yang tidak bisa mengerti keadaan dan pekerjaannya.

****

Pertama kali Leo melihat wajah polos nan lugu Jiki di sebuah restoran Jepang. Sejak saat itu dia sering kali membuntutinya dan mencari tahu kesehariannya, bahkan tidak sengaja mereka bertemu di seberang jalan. Leo tidak bisa berhenti melihat wajah polos yang jauh dari typenya itu, terbersit keinginan ingin melamarnya, tapi rasa itu langsung hilang melihat tingkah Jiki yang kekanak-kenakan dan tidak bisa mengerti pekerjaan Leo. Kaktus yang menjadi ungkapan cintanya itu memang menjadi awal hubungan mereka yang masih seumur jangung. Sejak awal Leo memang dingin dan Jiki yang selalu bersikap manja tapi Leo masih bisa menanganinya tapi sikap pencemburu Jiki yang membuat Leo mulai risih.

3 minggu yang lalu

Penat latihan dan beraktivitas seharian membuat Leo harus beristirahat, diam dan mendengarkan headset dengan volume rendah, dia harus menjaga pendengarannya agar tidak mengalami kerusakan karena penyanyi tentunya membutuhkan pendengaran yang tajam untuk mengenali nada.

“Leo oppa aku ingin pergi ke namsan tower lagi, ayo berangkat sekarang” rengek Jiki manja.

“Shireo” jawab Leo dingin.

“Ayolah oppa, aku sangat bosan disini, ya ya ya?” paksa Jiki.

“Shireo” kembali Leo menjawab dengan nada dingin dan tidak menanggapi Jiki yang duduk di sebelahnya.

“Oppa, aku ingin beli es krim, kajja palli!” rengek Jiki lagi.

“Shireo” sudah 3 kali Leo menjawab dengan jawaban yang sama dan dia juga tidak menoleh ke arah Jiki.

“Oppa, aku ingin makan kimchi, kajja!” ajak Jiki.

“Shireo” sekarang keempat kalinya kata “shireo” diucapkan.

“Oppa, aku mohon, kajja!” Jiki memelas, tangannya menarik narik manja baju Leo, merengek seperti anak kecil yang meminta permen.

“Shireo” untuk kesekian kalinya Leo menjawab dengan kata yang sama, nada yang sama dan ekspresi wajah yang sama.

“Oppa, Jebal” tidak putus asa, Jiki menarik baju Leo sekali lagi berharap Leo menoleh ke arahnya dan melihat keadaanya yang menderita. Kali ini Leo mengubah sikapnya, yang awalnya hanya sibuk dengan ponsel dan konsentrasi dengan lagu di headsetnya, mendekatkan wajahnya ke Jiki, tersenyum dan berkata.

“Shireo” suaranya pelan tapi menusuk karena dia mengatakannya dengan matanya yg tajam, suaranya yg lembut dan senyum yang mematikan.

“Oppa” Jiki tertunduk lemas di meja yang ada di hadapannya, dia seakan dipermainkan Leo, sedangkan Leo hanya tersenyum melihat Jiki yang terus menerus bersikap manjda dan minta diperhatikan oleh Leo.

2 minggu yang lalu

Sejak Jang hyuk oppa meminta Jiki menjadi asisten managernya secara tetap, setiap hari dia semakin disibukkan dengan pekerjaan yang seakan tiada hentinya. Bahkan untuk bertemu Leo sudah sulit, tapi hari ini pengecualian. Seperti biasa wajah kusam dan kumal Jiki selalu menghiasi lekuk wajahnya tapi senyumnya selalu terlukis ketika melihat seorang namja berwajah dingin berdiri tegak di hadapannya, seperti saat ini.

“Oppa” sapa Jiki manja, sekilas kepenatan dunia kerjanya sirna.

Kebersamaan itu memang indah, indah disaat kau bisa melihatnya berdiri di sampingmu atau dia berjalan dibelakangmu. Tetap terasa indah walaupun dia hanya berjalan dengan muka dingin tanpa sepatah katapun dan hanya terdengar bunyi sepatunya ataupun helaan nafasnya.

“Aigo, oppa bisakah kau mengeluarkan sedikit kata-kata saja? Bagaimana kau bisa diam seperti itu? Apa kau lagi sariawan? Bukalah kacamatamu, topimu! Apa gunanya kau punya mata dan rambut bagus kalau tidak kau tunjukkan?” dengan paksa, Jiki menarik kacamata dan topi milik Leo, karena jujur dia merasa risih dengan namja ini. Seiap mereka keluar untuk jalan-jalan Leo harus menutupi wajahnya. Seharusnya Jiki menyadari Leo bukanlah orang biasa yang bisa seenaknya berjalan dengan tenang di tengah keramaian kota Seoul.

“Hentikan” suara falseto nan ringan milik Leo keluar seiring itu juga tangan kekarnya menahan tangan mungil Jiki menyentuh kacamatanya.

“Oh” Jiki tertegun.

“Kau cukup jalan saja dan tunjukkan tempat yang ingin kau kunjungi” Leo menghempas tangan Jiki lembut. Mulut Jiki mengerucut, ia kesal.

“Arasso, arasso” Jiki mendengus kesal, membalikkan badannya, berjalan dengan kekuatan yang tidak penuh, berniat meninggalkan Leo jauh dibelakangnya, tapi dia lupa kalau namja itu memiliki kaki yang panjang dan jenjang. Secepat apapun ia berjalan tentunya Leo tetap bisa mengejarnya. “Leo oppa aku tidak punya tempat yang ingin aku kunjungi, aku hanya ingin terus berjalan bersamamu, bukankah kita sudah lama tidak bersama seperti ini”. Teriakan hati itu terus menggema mengisi setiap sudut hati Jiki.

Langkah Jiki terhenti di sebuah toko boneka, dia masuk tanpa meminta persetujuan Leo. Tangan kecilnya mengambil sebuah boneka kucing berwarna putih, kemudian ia memeluknya dan mengerjap nakal pada Leo.

“Leo oppa aku mau ini, dia lucu kan?” pinta Jiki manja, tapi apa tanggapan Leo, dia mengambil boneka itu, meletakkannya kembali di etalase dan berkata.

“Kau bukan anak kecil lagi kan? Tidak sepantasnya kau meminta boneka, ayo keluar!” Leo menarik lembut tangan Jiki keluar dari toko itu. Mulut Jiki kembali mengerucut.

Jiki menghentikan langkahnya di toko kedua yaitu toko accecoris, dia sibuk memilih cat kuku yang pas untukya. Sesekali dia juga mencoba jepit rambut untuk menghias rambutnya yang lurus.

“Oppa lebih bagus yang mana?” Jiki memperlihatkan jepit rambut berwarna pink dengan bentuk bunga mawar dan jepit rambut berwarna putih dengan bentuk tulip yang keduanya ia selipkan di sela rambutnya yang lurus. Senyumnya yang polos tersungging.

“Tidak keduanya” pupus sudah harapan Jiki mendapat pujian dari Leo serta pilihannya untuk kedua jepit rambut itu.

“Rambutmu lebih bagus terurai tanpa jepit rambut apapun” dengan lembut Leo membuka jepit rambut itu, lalu mengelus rambut Jiki perlahan. Semburat merah langsung menghiasi pipi Jiki.

Toko ketiga yang Jiki kunjungi adalah toko pakaian, dia sibuk memilih mini dress. Dipilihnya dua mini dress dengan rok membentuk potongan segetiga terbalik dan yang satunya mini dress dengan berpotongan asimetris, hampir sama dengan model mini dress yang dipilihkan oleh Nara.

“Oppa, lebih bagus yang mana?” Jiki menenteng dua mini dress itu, memperlihatkan pada Leo dan lagi-lagi Leo menjawab dingin.

“Sudahlah letakkan baju-baju itu”

“Tapi oppa aku..”

“Sudah ayo” Leo mengambil baju-baju itu, meletakkan kembali di tempat semula dan menarik tangan Jiki keluar.

“Kau berpakaian seperti ini sudah cantik, tidak usah memakai baju-baju seperti itu, arraso?” Jiki meneliti cara berpakaiannya, celana jeans, tanktop, kemeja dan sepatu kets. Penampilan yang sangat biasa tapi Leo menyukainya. Jiki tersipu malu mendengarnya.

****

2 minggu masa-masa bahagia memang cepat berlalu dan sekarang memasuki minggu ketiga yang dipenuhi dengan kecemburuan dan puncaknya pada Mv itu. Leo memang sengaja tidak memberi tahu Jiki tentang project Jellyfish tersebut karena kesibukan Jiki yang tidak memungkinkan. Sekarang setelah hampir 1 minggu Jiki di Brazil, dia kembali dengan hadiah dari Leo yaitu project Y.Bird featuring Lyn. Leo tidak pernah menyangka Jiki akan semarah itu melihat Leo berakting seperti itu, dipikir Jiki akan senang tapi ternyata kebalikannya. Terakhir kali Jiki cemburu yaitu dance lagu Love, lalala. Dalam dance itu Leo diharuskan berdekatan dengan para dancer. Gerakan dance yang vulgar membuat Jiki cemburu sampai membuang ponselnya tepat di depan anak Vixx saat mereka latihan dance dan setelah itu dia tidak mau menyapa Leo hampir 2 hari. Tapi setelah Leo memberinya pengertian dia bisa mengerti. Sekarang kembali Jiki dibakar api cemburu akibat akting Leo di Mv “Blossom Tears”.“ Jiki sadarlah pacarmu itu siapa?” batin Leo.

“Jiki-ya, sudah jangan menangis” N mengelus lembut pundak Jiki.

“Oppa, apa kau tahu bagaimana perasaanku, aku cemburu oppa, aku sakit, aku tidak suka” Jiki sesenggukan di balik kedua lututnya, wajahnya dia telungkupkan di balik dua lututnya.

“Jiki-ya, ingat Leomu itu bukan milikmu seorang, dia juga punya orang banyak. Sudah resiko menjadi pacar seorang artis, apalagi Leo punya banyak fans. Ini hanya bagian dari pekerjaan, apa kau tidak senang jika popularitas Leo meningkat dan dia punya banyak pekerjaan? Kau tahu dengan tingkahmu yang seperti ini bisa berdampak pada pekerjaannya nanti? Belajarlah buat mengerti dan menempatkan diri. Bagaimanapun dia sangat menyayangimu, aku tahu bagaimana perjuangannya mendapatkanmu, jangan dikira dia tidak cemburu saat kau bersamaku seperti ini, dia sangat cemburu, dia sudah berusaha keras menjadi Leo yang menyayangimu walau dia tidak bisa bersikap hangat di depan orang banyak. Tapi ketika kalian berdua kau bisa melihat kan bagaimana dia menyayangimu. Come on Jiki, open your mind, ini akting, ini hanya profesionalitas, toh yang ingin Leo peluk, ingin dia cium tangannya hanya kau seorang, bukan wanita itu” N terus mengelus pundak Jiki seraya menasehatinya hingga yeoja ini mengangkat wajahnya yang dipenuhi dengan genangan air mata. Sedetik kemudian dia menghabur dalam pelukan N.

“Oppa” lirihnya, ia sesenggukan tak sanggup menahan tangisnya.

“Sudah, jangan menangis lagi, sekarang hentikan tangismu lalu temui Leo, dia pasti sedih memikirkanmu seperti ini” tangan N tak henti-hentinya mengelus pundah Jiki dan kini ia mengelus rambutnya dengan lembut penuh kasih sayang.

“Oh ya, jangan lama-lama memelukku, aku tidak mau tiba-tiba Leo masuk dan melihat ini semua” celetukan N membuat Jiki seketika membuka pelukannya. Mata gadis ini bengkak dan sembab, N merogoh tasnya dan memberikan sapu tangannya.

“Hapus air matamu menggunakan ini, aku akan membuatkan susu hangat untukmu, kau sangat menyukainya kan?” tawar N dengan senyumnya yang ramah.

“Gomawo oppa, tapi susu pemberianmu tadi pagi masih ada di atas mejaku, lebih baik aku menghabiskannya terlebih dahulu ketimbang buat yang baru, kan sayang yang lama terbuang sia-sia”

“Hah? Pemberianku? Tadi pagi? Kapan aku memberikan susu?” alis N terangkat, bingung.

“Oppa, selama ini oppa sudah memberiku susu hangat setiap pagi, gomawo oppa, aku tidak menyangka oppa sangat perhatian” Jiki menundukkan kepalanya, memberikan hormat sebagai ucapan terima kasih.

“Jiki-ya kau sepertinya salah paham, aku tidak pernah memberimu susu hangat, bukan aku tapi Leo yang memberikannya” jelas N singkat diiringi senyum hangatnya.

“Mwo?” Mata jiki membulat sempurna mendengar perkataan N, jadi selama ini dia sudah salah sangka dan menganggap N yang penuh perhatian sudah memberinya susu setiap pagi.

“Ne, Leo yang cerita. Dia tidak sengaja mendengar pembicaraan kita pagi itu, dia yang setiap pagi memberikan susu padamu, bukan aku”

“Oppa” tangis Jiki kembali pecah mendengar penjelasan N. Leo adalah orang yang peduli dan perhatian padanya bukan N seperti yang ia kira selama ini.

****

Leo menelungkupkan wajahnya di atas meja. Dia masih memikirkan kemarahan Jiki. Bagaimanapun dia adalah orang yang membuat Leo mengatakan iya pada cinta. Memang sikap kekanak-kanakan dan pencemburunya yang membuat Leo jengah dan lelah. “Jiki-ya, kalau kau terus begini, bagaimana aku bisa berangkat ke Amerika dengan tenang?” batin Leo. Braakkk, pintu terbuka, terbanting kasar, Jiki dibaliknya dengan mata yang sembab.

“Jiki-ya, kau” Leo mengangkat wajahnya, mendapati Jiki berdiri dengan wajah seperti zombie, kantong mata hitam dan besar serta rambut yang tidak beraturan. Leo bangun dari duduknya.

“Kau, kau tidak akan selamat, kau dengar Jung Taekwon?” ancam Jiki lemah. Dia berjalan terseok seok ke arah Leo, setelah di hadapan Leo dia terdiam sejenak lalu menjatuhkan dirinya di pelukan Leo.

“Aku membencimu Jung Taekwon, kenapa kau begini? Kenapa harus perhatian padaku? Kenapa harus menyayangiku? Kenapa?” tangisannya pecah dalam pelukan kedua mereka.

“Aku tidak pernah memilihmu, tapi hatiku yang menunjukmu” pelukan kedua mereka sekarang lebih berarti daripada pelukan pertama mereka yang dipenuhi rasa malu-malu.

“N oppa sudah memberitahunya, kau yang memberikan susu itu, kenapa kau so sweet sekali? Yaakkk, padahal wajahmu seram” Jiki memukul pelan dada Leo saat membuka pelukannya.

“Aku tidak mau Jiki kecilku kekurangan energi di setiap pagi, apalagi kau bekerja bersama N, dia kan banyak maunya, kau pasti kerepotan”

“Aniya, aku tidak merasa kerepotan. Tapi kau yang membuatku kerepotan” Jiki memukul lagi dada Leo lalu menenggelamkan lagi kepalanya di dada bidang itu.

“Syukurlah, aku sekarang bisa ke Amerika dengan tenang” seru Leo.

*****

Begitulah kisah cinta keduanya, mudah cemburu dan mudah memaafkan. Memasuki minggu ketiga, kecemburuan terbesar Jiki yang menyakitkan hampir merusak semuanya. Memasuki minggu ke empat Jiki berjanji akan mengontrol rasa cemburunya dan mengubah sikapnya yang kekanak-kanakan. Hari ini Vixx terbang ke Amerika untuk acara Kcon 2014, sedangkan Jiki memilih tidak ikut karena dia sibuk dengan pekerjaanya di Korea. Tepat hari ini adalah 3 bulan mereka bertemu dan menurut si ahjumma pemilik restoran nasi teri Leo akan melamar Jiki tapi karena Jiki tidak menoleh waktu itu maka Leo meninggalkannya, faktanya walau Jiki tidak menoleh waktu itu tapi Leo sekarang ada bersamanya. Ya walaupun lamaran itu hanya menjadi wacana ahjumma saja, Leo tidak pernah punya niatan melamar Jiki dalam waktu dekat. Ada hal lain yang akan Leo berikan pada Jiki tepat 1 bulan mereka bersama dan 3 bulan pertemuan mereka, ketika dia pulang dari Amerika Leo sudah menyiapkan segalanya.

Ponsel Leo berdering, Jiki menelfon. Sekarang 15 menit sebelum Vixx perform. Leo membiarkan ponselnya terus berdering, tapi Jiki terus menelfonnya jauh-jauh dari Korea, pasti ada hal penting dan mendesak sehingga dia menelfon. Akhirnya Leo memilih mengangkatnya walaupun waktunya tidak tepat dia menerima telfon disaat akan perform seperti ini.

“Yaebboseyo, wae?” tanya Leo dari balik telfon.

“YAAAKKKK, LEO-SSI, JUNG TAEKWON, APA-APAAN INI? KENAPA ADA FOTOMU MEMELUK WANITA LAIN DI AMERIKA?” Jiki berteriak sangat kencang di telfon hingga Leo menjauhkan ponsel dari telinganya.

“Jiki-ya itu hanya fansku” jawab Leo santai.

“Dengar ya Leo-ssi yang terhormat, aku membiarkanmu ke Amerika sendiri dan sekarang kau seenaknya memeluk wanita lain?” dia langsung mengubah panggilan Oppanya dengan Ssi. Biasanya dia akan merengek-rengek manja di telfon tapi sekarang kebalikannya, katanya mau mengontrol emosi tapi tetap saja cemburu. Leo menepuk jidatnya.

“Kau tidak akan selamat setelah pulang nanti” ancam Jiki kejam. Suaranya membunuh di telfon tapi Leo malah tersenyum menanggapinya, dia sudah mulai terbiasa dengan sikap Jiki yang begini.

“Kau juga tida akan selamat, karena aku akan menciummu sampai kau diam dan tak bisa mengoceh lagi” titt, Leo memutus telfonnya karena kru sudah memberi tanda untuk Vixx siap-siap di bawah panggung untuk segera perform.“Sudahlah Jiki jangan mulai lagi” bisik Leo dalam hatinya. Dia tersenyum membayangkan ekpresi Jiki mendengar perkataan terakhirnya.

“Apa menciumku?” Jiki tertegun mengingat kata-kata terakhir Leo. Dia langsung menyentuh bibirnya dan memikirkan hal yang aneh-aneh. “Ahhhh, Leooooo” pekiknya.

*****

“Aku akan menyatakan cinta padamu, hari ini.”

Bahkan jika aku bukan pembicara yang baik,

Tolong mengerti aku.

Aku akan memberitahumu tentang semua kebenaran yang sudah kusimpan.

 

Apakah kau ingat hari pertama kita bertemu?

Bibirmu cantik tersenyum padaku.

 

Setelah hari itu, aku bertekad.

Bahwa aku tidak pernah ingin kehilanganmu dari pelukanku.

Bahwa aku akan pergi sampai akhir.

 

Mengatakan aku mencintaimu dengan kata-kata mungkin tidak cukup,

Tetapi tetap saja aku akan mengaku,

Mengatakan aku mencintaimu

Dengan kata-kata mungkin tidak cukup,

Tetapi tetap saja, aku akan mengaku kepadamu hari ini.

 

Aku ingin bersamamu,

Selalu dari selangkah dibelakangmu.

Jangan lupa ada orang yang melindungimu.

 

Setelah aku bertemu denganmu,

Aku menemukan sesuatu untuk dilakukan.

Yaitu, membuatmu tersenyum sepanjang hari,

Setiap hari.

 

Mungkin ada saat-saat ketika aku benar-benar sibuk.

Tapi, dalam kepalaku, hanya ada pikiran tentangmu.

 

Mengatakan aku mencintaimu dengan kata-kata mungkin cukup.

Tapi, tetap saja, aku akan mengaku padamu hari ini.

 

Ketika kau mengatakan padaku untuk semangat,

Ketika matamu menatapku,

Hal-hal membuatku ada sekarang,

Aku tidak punya apa-apa lagi untuk dikatakan padamu,

Tapi aku mencintaimu.

 

Terima kasih banyak untuk menungguku sampai akhir.

Untuk menatapku tanpa gemetar.

 

Bersandarlah padaku, percaya pada cintaku.

Mari kita selalu bersama selamanya.

 

Aku mencintaimu,

Aku membutuhkanmu,

Aku mencintaimu,

Aku membutuhkanmu.

Ini selalu dikasihi.

 

Tetaplah disampingku, aku akan membuatmu nyaman.

Mari kita mencintai seakan dunia berhenti seperti ini.

 

Terima kasih untuk menjadi dirimu.

Vixx~Love Letter.

Lantunan melodi dari lagu Vixx Love Letter akhirnya terhenti. Seketika wajah Jiki tertelungkup di meja kerjanya, dia menangis. Sebuah flashdisk yang berisi sebuah video, pemberian dari Leo berhasil membuatnya menangis. Awalnya Jiki merasa aneh melihat flashdisk berwarna hitam bertengger di atas laptopnya, ia pikir berisi draft kerja dari Jang hyuk oppa ternyata tebakannya salah. Didalamnya Leo membuat sebuah video yang berisi semua foto-fotonya dan diiringi lagu Vixx Love Letter. “Untukmu, semua ini tentangmu, tentang perasaanku, tentang harapanku, tentang kita” begitulah kata-kata di awal video tersebut. Kemudian lantunan lagu Vixx masuk dengan foto pertama adalah Jiki yang duduk di Halte, entah kapan Leo mengambil foto itu, Jiki tidak tahu yang jelas dibawah foto itu tertulis “Aku akan menyatakan cinta padamu, hari ini”. Setelah itu foto Jiki satu persatu terpampang dengan diberi tulisan lirik dari lagu Vixx Love Letter dan foto terakhir adalah foto mereka berdua dengan tulisan dibawahnya “Tetaplah disampingku, aku akan membuatmu nyaman. Mari kita mencintai seakan dunia berhenti seperti ini. Terima kasih untuk menjadi dirimu”. Tidak usah hadiah mahal kan untuk meluluhkan hati seorang wanita dan membuatnya menangis tersedu sedu. Cukup hanya sebuah video sudah membuat Jiki tersentuh dan menangis.

“Kau suka?” tanya Leo. Dia berdiri di depan ruang kerja Jiki memegang kaktus yang sama seperti yang ia beri terdahulu. Mendengar suara itu, Jiki mengangkat wajahnya yang sudah dipenuhi dengan air mata.

“Oppa” lirih Jiki. Ia bangun dari duduknya.

“Mianhae, kemarin sudah membuatmu marah” seru Leo seraya menatap Jiki penuh arti. Jiki sudah tak sanggup membuka suaranya, tangis sudah menguasai dirinya. Dia hanya bisa menangis terharu dengan semua kata-kata yang ada di lagu itu. Lagu itu benar-benar mengungkapkan perasaan Leo sejak pertama kali mereka bertemu hingga mereka berdiri berdua di ruangan ini.

“Jahat” lirih Jiki kemudian, Leo hanya tersenyum simpul melihat wanitanya menangis terharu dihadapannya. Dia berjalan perlahan dan menyerahkan kaktus yang ada ditangannya.

“Jadikan kaktus ini teman kaktus sebelumnya, agar dia tidak kesepian” ucap Leo lembut, Jiki tak segera mengambil kaktus itu, dia hanya bisa menghambur ke pelukan Leo dan menangis sejadinya.

“Kaktus Leo dan Kaktus Jiki, haruskah kuberi nama kaktusnya seperti itu?” celetuk Leo, tapi Jiki tak menjawab, dia tetap menangis disana.

“Sudah jangan menangis lagi” Leo memeluk Jiki erat dan hangat.

“Lihat, sekarang kau kupeluk kan? Bahkan lebih erat dari fans yang kemaren aku peluk? Dasar tukang cemburu” ujar Leo penuh canda dan sayang, dieratkannya pelukannya, dan membuat Jiki semakin menangis. Sementara itu Leo hanya tersenyum melihat tingkah Jiki. Setidaknya gadis kecil Leo sekarang sudah memaafkannya lagi dan semoga saja dia tidak marah lagi, semoga minggu-minggu selanjutnya tidak akan ada kejadian seperti ini. Semoga~~~

“3 bulan ini sangat berarti bagiku dan aku bahagia bisa memilikimu, bukankah cinta ditakdirkan hadir diantara kita untuk saling melengkapi seperti ini?” batin Jiki seraya memeluk Leo erat. Lega rasanya bisa memeluk Leo seperti sekarang.

THE END